SECERCAH HENING
Senin, 10 Oktober 2022
Luk 11: 29-32
Symbolic Way
Kudengar detak pertama
Dalam rahim belantara,
Bayang tanda pertama,
Nyaring d’ kehningn rasa
Kudengar detak pertama,
Hiasi suara keheningan,
Susuri arus kasih sayang
Saat kenal tnda pertama.
Kudengar detak pertama,
Dalam bayang2 senja,
Pelangi di ujung mata,
Buat hidup penuh rasa.
“Zaman ini, dari aneka tanda yg terlihat, manusia makin kehilangan kemanusiannya”.
Kelembutan, keramahan, kehangatan dan pelukan kasih sayang antar pribadi sirna oleh protokol kesehatan. Hingga ruang-ruang privat manusia dengan Tuhan seperti misa di Gereja kini makin sepi. Banyak orang masih dihantui rasa takut, ketakutannya bisa membawanya ke kematian, ‘only thing we have to fear is fear itself’ (satu satunya hal yg kita takutkan adalah ketakutan itu sendiri). Kalau demikian
tanda apa yg perlu kita tangkap dari peristiwa ini ?. Pasti bukan tanda kepanikan, ketakutan yg perlu diwartakan, tetapi tanda iman agar kehidupan ini perlu dijalani dengan sikap sakmadyo dan semeleh
namun apakah semudah itu kita bisa menangkap tanda kehidupan ini ?. Mengingat tidak mudahnya kita menangkap tanda tanda maka Yesuspun memberi tanda juga terhadap generasi kita yg di tuangkan dalam Injil hari ini:
“Angkatan ini adalah angkatan yg jahat. Mereka menghendaki tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikianlah Anak manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini”.
Mari tetaplah bertumbuh dalam semangat iman. Karena tanda keselamatan kadang tidak hanya hadir dalam tanda yg ajaib dan spektakuler. Tetapi yang sederhana, biasa-biasa, tetapi hadirnya menginspirasi hidup dengan cara yg sederhana, namun memberi energi dan daya ubah yg luar biasa. Yesus sendiri bersabda angkatan ini tak akan diberi tanda selain tanda nabi Yunus yg hidup diperut ikan selama 3 hari dan disempurnakan oleh kehadiran Yesus selama 3 tahun berkarya di dunia dan 3 hari dimakam sebelum Ia bangkit. Dan setelah kebangkitan-Nya Ia hadir sepanjang hidup manusia melalui Roh-Nya. Namun apakah kita sungguh percaya? Jika percaya maka setiap hari Allah sesungguhnya telah menyusun scenario yg kadang amat lembut untuk menyapa kita. Karena Allah akan hadir tidak akan melampaui kemampuan kemanusiaan kita untuk menangkapnya. Tetapi Allah sesunggunya hadir setiap hari dalam film kehidupan kita yg nyata. Yang dibutuhkan dari kita adalah kepekaan mempertajam indera agar makin terbuka menangkap sensor kehadiran Allah. Dan cara mempertajam indera adalah keberanian memberi ruang hening dalam hidup, mengosong diri, membiarkan Tuhan masuk dalam kamar sempit diri dan ego kita, dan hadir menubuh dengan kemanusiaan kita. Dari waktu 24 jam yang ada setiap hari kita perlu memberi waktu yg adil bagi kehadiran Tuhan, bukan saat kita tidur tetapi justru saat kita terjaga dan sadar, supaya kita bisa menangkap tanda kehadiran Allah dengan jelas. Sehingga scenario peta perjalanan hidup kita tidak menyimpang dari rencana Tuhan.
Jangan takut meniti peta perjalanan kaki kita tiap hari, biarkan rasa kita bertumbuh dalam tiap titik perhentian, saat lelah, rapuh, lemah berhentilah sejenak melambat rasakan tanda kehadiranNya yg ajaib.
Contemplating
Marilah kita heningkan hati, budi, jiwa raga, rasa, agar makin peka merasakan tanda kehadiran Allah.
Actuating
Pola hidup macam apa yg perlu kubiasakan agar makin terbuka dan peka terhadap kehadiran Allah.
Reflecting
Apakah aneka peristiwa hidup, telah mengajariku untuk makin terbuka dan peka dibimbing oleh Roh yang menghidupkan.
Praying
Allah Bapa kami, berilah kami hati yg terbuka dan jiwa yg peka, agar hidup kami makin mengalami kepenuhan dan kebahagiaan karena mengenal Kristus yang hadir dalam tanda-tanda kehidupan setiap hari. Dalam semangat Kristus Tuhan dan juru selamat kami. Amin.
Salam Veritas
Berkah Dalem
Sr. Albertine. OP